Masih bingung apakah Esemka itu mobil nasional kita? Sebenernya dari awal sudah dijelaskan bahwa Esemka itu bukan mobil nasional melainkan Siswa Esemka yang sudah mampu merakit mobil. Anggapan bahwa Esemka bukan mobil nasional semakin terbukti setelah munculnya mobil dengan desain mirip Esemka di China dan India. Nah… sebenarnya apa sih kriteria dari mobil nasional itu sendiri???
Berikut penjelasan Dewa Yuniardi, Ketua Bidang Pemasaran dan Komunikasi Asosiasi Industri Otomotif Nusantara (Asia Nusa) :
Awal sejarah Esemka mengenai mobil nasional, adalah mobil yang rancangan hak kekayaan intelektual dan ownershipnya punya Indonesia, selain dari itu merupakan rakitan. Dengan kata lain mobil buatan industri yang investornya adalah dari dalam negeri. Gambarannya adalah Toyota, Daihatsu, Honda, Suzuki, Mitsubishi dan lainnya tidak mendapat sebutan Mobnas walaupun beberapa modelnya sudah dirakit di Indonesia. Hal ini karena prinsipal masih tetep punya Jepang ato negara lainnya bukan kita.
Bagaimana dengan mobil Esemka? Berikut kutipan berita Esemka dari Antara news;
Mendikbud Mohamad Nuh-lah yang memprogramkan 23 sekolah menengah kejuruan (SMK) itu merakit mobil Esemka. Tiga di antaranya SMK swasta. Satu dari tiga itu adalah SMK Muhammadiyah Borobudur, Magelang.
Siswa SMK Muhammadiyah ini, sebagaimana SMK Solo yang sudah dipromosikan Jokowi, bahkan sudah melewati beberapa tahap kesulitan perakitan mobil. Mula-mula merakit satu mobil. Lalu dibongkar lagi untuk dirakit lagi. Dibongkar lagi dan dirakit lagi.
Tahap berikutnya SMK tersebut, bersama-sama dengan 23 SMK lainnya, diberi wewenang (dan uang) untuk membeli suku cadang yang bisa dirangkai menjadi mobil. Boleh impor, boleh dari dalam negeri. Uangnya disediakan.
Mereka memilih mengimpor dari Tiongkok. Karena tidak mungkin setiap SMK mengimpor sendiri-sendiri, 23 SMK tersebut bersepakat menunjuk satu perusahaan importir. Dipilihlah sparepart mesin berbasis teknologi merk Wuling dari Tiongkok.
Sparepart impor itu dibagikan secara merata ke 23 SMK. Inilah yang kemudian dipakai belajar merakit dengan tingkat kesulitan lebih tinggi. Hasilnya sangat baik, tapi di blok mesinnya belum ada tulisan Esemka.
Tahap berikutnya lagi, blok mesin tidak didatangkan dari Tiongkok, tapi dibuat oleh industri kecil baja Ceper, Klaten. Cetakan blok mesin yang masih kasar ini dikirim ke Jakarta untuk dibubut di pabrik mobil. Diberi merek Esemka.
Dari Jakarta blok mesin ini dikirim ke 23 SMK untuk dirakit oleh para siswa. Tahap inilah yang berhasil dirakit menjadi mobil Jokowi. Karena itu baik yang di Solo, di SMK Muhammadiyah Borobudur, maupun di beberapa SMK lain, bentuk dan modelnya sama.
Dari penjelasan diatas, mungkin sudah bisa menjawab keraguan, apakah Mobil Esemka itu Mobnas ato tidak. Namun terlepas dari apakah adik-adik SMK yang telah sukses merakit mobil Esemka itu termasuk mobnas ato tidak, berita Esemka seakan kembali membangunkan gairah dari bangsa ini yang sebenarnya sebagai jawaban apakah bangsa ini sudah mampu punya mobnas
No comments:
Post a Comment