Berkendara mobil dijalanan macet seperti jakarta dengan menggunakan mobil matic akan terasa nyaman daripada mobil bertransmisi manual. Tapi di balik kenyamanan yang diperoleh, perangkat persneling matik membutuhkan perawatan melebihi transmisi manual, terutama dalam urusan dengan girbox. Berikut tips seputar mobil bertransmisi matik :
- Slip Kopling : Gejala kerusakan biasanya dari slip kopling. Indikasinya terjadi ketidakseimbangan putaran mesin dengan laju mobil. Mesin sudah meraung di putaran tinggi, tetapi mobil berjalan dengan laju yang tidak seimbang dengan deru suara mobil.
- Automatic Transmision Fluid : Di dalam gearbox matik, ada fluida yang namanya Automatik Transmission Fluid (ATF), fungsinya tidak hanya melumasi. Prinsip hidrolis dalam girbox matik memerlukan mediator. Terutama untuk mengatur perpindahan gigi dan merapatkan plat kopling. Jadi kalau viskositas kekentalannya turun, tekanan yang di hasilkan juga akan berkurang.
- Proses Pembakaran : Karena tidak ada proses pembakaran di transmisi matik, turunnya viskositas fluida di sebabkan kontaminasi akibat masa pakai. Ini tidak bisa dihindari, Karena setiap friksi yang terjadi di plat kopling, pasti menghasilkan muatan/grum pengkotaminasi.
- Perpindahan Gigi : Perpindahan gigi persneling juga menyentak, tak halus seperti biasa. Ini bias di cek dengan memasukkan persneling dengan posisi D atau R, lalu rem di lepas. Daslam kondisi sehat, mobil langsung bergerak. Bila tidak patut di curigai ada maslah di transmisi matik.
- Jangan membiarkan mobil matic terparkir dalam posisi D, terkadang menjadi kebiasaan bagi pengemudi yang menggunakan mobil manual. Kebiasaan seperti ini wajib di tinggalkan, kalau tidak ingin plat kopling anda cepat rusak. Cukup dengan memasukkan tuas ke posisi P, mobil terparkir dalam posisi aman
No comments:
Post a Comment